REPUBLIKA.CO.ID,
JAKARTA -- Maraknya tawuran antarpelajar membuat Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengurut dada. Sebagai antisipasi
dan penanganan kenakalan siswa sekolah, Nuh membentuk tim khusus pada
tingkat nasional.
"Kita kembangkan tim khusus ke tingkat
nasional," kata Nuh saat bertemu Kepala Polda Metro Jaya Inspektur
Jenderal Polisi Untung S Rajab guna membahas program menghentikan aksi
tawuran dan kenakalan pelajar di Jakarta, Selasa (2/10).
Selain itu, hadir juga para kepala
sekolah dan komite sekolah se-DKI Jakarta, tokoh agama, tokoh masyarakat
dan pakar pendidikan.
Nuh mengatakan awalnya membentuk tim
khusus untuk menangani dan mengantisipasi tawuran yang kerap terjadi
antara pelajar SMAN 70 dan SMAN 6 Bulungan, Jakarta Selatan. Kemudian,
tim khusus tersebut dikembangkan secara nasional untuk mengantisipasi
peristiwa bentrokan yang melibatkan pelajar.
Mantan Menteri Komunikasi dan
Informatika itu memaparkan pihaknya merumuskan tiga poin untuk
mengantisipasi tawuran antarsiswa. Di antaranya penegakan disiplin
internal sekolah, membangun kerjasama kegiatan bersama antarsekolah dan
memberikan dukungan penuh kepada kepolisian untuk menegakkan hukum.
Pada kesempatan itu, Nuh menegaskan
pihaknya mendukung penuh aparat kepolisian untuk memproses hukum
terhadap pelajar yang terbukti terlibat tawuran. "Tidak peduli anak
pejabat atau anak siapa, kalau terbukti akan diproses hukum," tegas
menteri 53 tahun itu.
0 komentar:
Posting Komentar