Beijing
--- Konferensi Tahunan Forum Pendidikan untuk Asia tahun 2012 atau 2012
Education Forum for Asia Annual Conference berlangsung pada tanggal
21-23 September lalu. Dalam forum internasional ini, Indonesia berperan
serta menjadi peserta, bahkan Atase Pendidikan KBRI Beijing menjadi
salah satu pembicaranya. Acara yang diselenggarakan di Hotel Jin Jiang
Chengdu ini disponsori banyak pihak, di antaranya Kementerian Pendidikan
RRC dan Komisi Nasional RRC untuk UNESCO.
Konferensi kali ini
mengusung tema “Towards a More Prosperous and Better Future” yang
mendiskusikan peningkatan kualitas pendidikan tinggi di Asia sebagai
topik utama bahasan konferensi. Konferensi diikuti 500 peserta dari
berbagai negara di dunia seperti Amerika Serikat, India, Filipina,
Nepal, Malaysia, Indonesia, Iran, Pakistan, New Zealand, Taiwan,
Srilangka, dan China. Peserta terdiri dari pejabat tinggi China, para
mantan pemimpin negara, pendidik, diplomat, perwakilan organisasi
internasional, para pemimpin perguruan tinggi serta perusahaan juga
media masa. Di antara tamu VIP terdapat Irina Bokova, Sekjen UNESCO.
Dalam salah satu sesi
paralel konferensi yang bertema Quality of Asian Teachers in Promoting
Lifelong Professional Development of Asian Teachers, Chaerun Anwar,
Atase Pendidikan KBRI Beijing menyampaikan makalahnya yang berjudulIndonesia Initiative of The Establishment of Regional Center for Teachers Training in Southeast Asia.
Chaerun Anwar
memaparkan, guru merupakan elemen terpenting dalam peningkatan kualitas
lulusan sebuah lembaga pendidikan. Pendidikan dan peningkatan kompetensi
guru tidak boleh berhenti begitu guru menyelesaikan pendidikannya di
perguruan tinggi. Harus ada upaya terus menerus mendidik dan melatih
guru sesuai kualifikasi yang dikuasainya untuk meningkatkan
kompentensinya sesuai perkembangan jaman agar kualitas lulusan sekolah
dapat berkompetisi dengan lulusan dari negara lain.
Sayangnya, jumlah lembaga in-service training bagi
guru di kawasan Asia Tenggara masih sangat kurang bila dibandingkan
dengan jumlah guru yang mencapai 5.351.189 orang. Untuk itulah
pemerintah Indonesia mengambil inisiatif dan secara aktif mendorong
pendirian pusat pendidikan dan pelatihan berskala regional Asia Tenggara
untuk melayani program in-service training sebagai
usaha meningkatkan kompetensi guru di kawasan Asia Tenggara. Institusi
SEAMEO Regional for QITEP in Science, Language and Mathematics berdiri
pada tanggal 14 Juli 2009 di kota Bandung, Jakarta dan Yogjakarta yang
dikembangkan dari Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan (P4TK ) IPA, Bahasa, dan Matematika.
Sampai tahun 2012
QITEP telah melayani kurang lebih 2400 guru dari kawasan ASEAN, negara
Asia lainnya, serta negara Afrika dalam hal peningkatan kompetensi
bidang ilmu yang diajarkannya. Lebih lanjut, Chaerun mengundang peserta
konferensi untuk datang berkunjung ke Bandung, Jakarta, dan Yogjakarta
untuk melihat langsung aktivitas diklat yang dilaksanakan oleh QITEP dan
mengajak institusi pendidikan di Asia dan Eropa untuk saling
bahu-membahu meningkatkan kompetensi guru di Asia, khususnya Asia
Tenggara, demi peningkatan kualitas lulusan pendidikan serta kemakmuran
bersama kawasan Asia.
0 komentar:
Posting Komentar